Senin, 31 Agustus 2009

Pengukuhan Pemerti Code



Suatu kebulatan tekad masyarakat pinggiran Kali Code dari ujung utara sampai selatan untuk mewujudkan “Nol Sampah di Kali Code 2010”. Demikian ikrar masyarakat Code yang tergabung dalam wadah Pemerti Code. Suatu organisasi kemasyarakatan dibentuk dai dan oleh masyarakat Code guna menjaga kelestarian dan kebersihan sungai Code sebagai bagaian dari wilayah Kota Yogyakarta.

Pemerti code diketuai Totok Pratopo ini dikukuhkan oleh walikota Yogyakarta H. Herry Zudianto pada 28 Juni lalu bertempat di jembatan Juminahan. Pemerti Code adalah kelompok masyarakat sepanjang tepi kali Code yang bersih dan hijau dan bertekad menjadikan Code sebagai kawasan wisata di kota Yogyakarta.
Dijelaskan oleh Totok Pratopo masyarakat Code dari utara di Blunyah Sinduadi sampai Tungkak bertekad menjadikan kali Code yang bersih sebagai wajah depan kota Yogyakarta. Dan masyarakat Code juga bertekad untuk menciptakan “Nol sampah” di kali Code 2010”. Ini harus kita mulai dari sekarang, kalau tidak maka tidak akan pernah ada yang namanya wisata di kali Code”. Katanya.

Menurut Totok, banyak program bisa dilaksanakan melalui Pemerti Kali Code, dimulai dari deklarasi nol sampah ini. Penciptaan Kali Code yang bersih akan mendukung pariwisata Yogyakarta sebagai penggerak ekonomi masyarakat.

Sektor pariwisata tidak akan berkembang apabila lingkungannya kotor. “Untuk itu, sampah harus habis di rumah tangga, minimal di tingkat RT dengan komposter maupun peralatan-peralatan pengelolaan sampah yang disediakan disetiap kawasan” kata Totok.
Selengkapnya, Kepengurusan Pemerti Code terdiri dari Ketua Umum Totok Pratopo, Ketua I Anis Kasim BA, Ketua II Hari Pramono, Ketua III Surahman, Sekretaris Haris Syarif Usman, SH.,SPk., Azwan W, Bendahara Drs. Suwandi, SH., Ari Yanto dan dilengkapi sejumlah divisi antara lain Divisi Lingkungan Hidup, Divisi Seni Budaya dan Pariwisata, Divisi Litbang, Divisi Humas, Divisi Sarpras, Divisi Pendidikan dan SDM, Divisi Tanggap Bencana dan Divisi Amal Usaha.

Sementara itu Walikota Yogyakarta H. Herry Zudianto dalam pengukuhan Pemerti Code mengatakan, sungai merupakan bagian dari kehidupan yang tidak terpisahkan, dan hubungannya dengan alam, kebersihan sungai harus dijadikan nilai-nilai di masyarakat. “Sungai dulu identik dengan tempat buangan sampah, ini harus kita balik sungai menjadi sesuatu yang harus dipelihara, perlu ada revolusi nilai-nilai budaya masyarakat untuk menjaga kebersihan sungai” kata Herry Zudianto. Ditambahkan, tekad komitmen dan cita-cita untuk menciptakan Kali Code yang bersih harus senantiasa dijaga dan jangan takut untuk dicibir orang lain untuk menubuhkan semangat menjaga Kali Code. “ Jangan takut memberi peringatan kepada orang yang membuang sampah di sungai, dan jangan mudah putus asa, Kali Code mau jadi bencana atau jadi sesuatu yang bermanfaat tergantung dari masyarakatnya sendiri” kata Herry Zudianto.

Pengukuhan code rescue

Pemerti Code Kerja Bakti

Dalam rangka mewujudkan program “Nol Sampah” di kali Code tahun 2010, pemerti Code dengan didukung balai PSDA WS POO, Kimpraswil DIY, Badan Lingkungan Hidup Kota dan Propinsi DIY, Kapedal Sleman dan Atropologi FIB UGM mengadakan kerja bakti bersih kali Code dari tanggal 4 Januari – 31 Januari 2009 di tiga lokasi terpisah yang melibatkan warga dibantaran kali Code. Adapun ketiga lokasi tersebut adalah di Pogung Lor, Seputar komunitas romo mangun, depan masjid Syuhada sampai komplek toko bunga sedang lokasi ketiga di Sayidan – Tungkak sampai Brontokusuman, diikuti sekitar 100 warga di sekitar lokasi bersih Code.

Ketua pemerti Code Drs. Totok Pratopo mengatakan selain bersih Code dari sampah yang bertebaran, pembuatan jalan setapak disekitar bantaran sungai dan melakukan penghijauan (di tungkak), pemasangan papan nama dan spanduk himbauan tidak membuang sampah disungai Code dan terakhir sarasehan warga Code di kantor Kelurahan Keparakan Mergangsan Yogyakarta minggu lalu dengan melibatkan ketua RW, Lurah Keparakan dan Prawirodirjan dan Camat Mergangsan.

Peringatan Hari Air Sedunia


Pemerti Code dengan didukung oleh Yayasan Damar dan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada memperingati hari air sedunia pada sabtu malam tanggal 21 Maret 2009. Peringatan dipusatkan dikampung Sayidan, Kelurahan Prawirodirjan, Kecamatan Gondomanan, Yogyakarta. Acara yang dibuka oleh lurah Prawirodirjan Rini Rahmawati, SIP dihadiri ketua LPMK, Surahman (ketua Code selatan), PKK, ketua RT dan RW, tokoh masyarakat dibantaran Code kampong Sayidan dan Keparakan. Kegiatan yang diisi dengan pemutaran film documenter tentang air sebagai sumber kehidupan, serta sarasehan yang mendiskusikan tentang pentingnya konservasi air, dan bagaimana mewujudkan kali Code sebagai tempat wisata alternative. Demikian disampaikan Drs. Totok Pratopo.
Workshop Code River Walk

Hari Bumi Bersama Walikota

‘“Tidak perlu menunggu, kita harus berbuat sesuatu untuk menjaga planet bumi agar tidak rusak. Berdosa mewarisi lingkungan yang rusak kepada cucu, saya sudah memberi contoh bersepeda, gemar menanam dan program 1 juta biopori pada tahun 2011 di kota”. Demikian ajak H. Herry Zudianto didampingi Ir. Hadi Prabowo, Kepala Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta pada peringatan Hari Bumi yang diadakan Pemerti Code Forum Masyarakat Code Yogyakarta, Sabtu 4 April 2009 di Balai RW 19 Karanganyar Kelurahan Brontokusuman Mergangsan, Yogyakarta. Pada kesempatan itu Walikota juga mendiskusikan film Global Warning yang berdurasi 8 menit.

Sementara Totok Pratopo, Ketua Forum Pemerti Code., kembali menekankan pentingnya mewujudkan program Nol Sampah Di Kali Code, untuk menyelamatkan ekosisitem Kali Code. Sarasehan di pandu sekretaris forum Haris Syarif Usman, SH.,SPk. dihadiri Ketua DPRD Kota Yogyakarta, Camat Mergangsan, Lurah Brontokusuman, PKK RW 19 Karanganyar dan Tokoh Masyarakat Kampung dan Lowanu dengan mengambil tema codeku bersih, hijau kampungku dan hidupku sehat.

Jagad X Code

Sebuah film yang memberikan cara pandang baru terhadap kehidupan masyarakat kelas bawah yang sarat dengan kehidupan keras. Film ini banyak bertutur tentang kejujuran. Bahwa pada saat ini dimana terjadi benyak kecurangan dan kesilapan terhadap materi masih ada nilai-nilai kebaikan dan kejujuran yang diungkapkan kelompok masyarakat tertentu. Ada sisi-sisi humanis yang belum pernah diangkat dalam kekayaan bahasa sinema Indonesia.

Shoting film ini dilakukan di kali code seputar Ramomangun dan sekitarnya. Kali code mengingatkan masyarakat pada sebuah kali yang membelah kota Yogyakarta yang penuh dengan romantika sejarah masa lalu. Dibintangi oleh Agus Ringo Rahman, Mario Pratama, Opie Bahtiar, Tia Pakusadewa, Ully Artha, Ray Sahetapy, Butet, Didik Nini Towok, Yati Pesek dll.